Ad Code

 Sarnati Terpaksa Dipasung Oleh Keluarganya Di Belakang Rumah Di Kampung Satir

Sarnati (53) terpaksa dipasung oleh keluarganya di belakang rumah di Kampung Satir, Bandung, Kabupaten Serang. Kakinya dikekang dua kayu besar karena sering mengamuk dan bicara sendiri.

Asmin (63), suami dari Sarnati mengatakan, ia memasung istrinya karena terpaksa. Ibu 8 anak tersebut sudah tak bisa diobati meskipun sudah dibawa ke dukun dan kiai. Ia juga takut istrinya melukai anak yang terkecil bernama Keri Harita yang baru berumur 4 tahun.

Menurutnya, Sarnati dipasung sekitar 15 hari lalu. Ia dibantu tetangga dan keluarga terdekat agar Sarnati tak memberikan ancaman. Apalagi, sebelum dipasung, istrinya sempat merusak kursi dan barang-barang.

“Sering ngamuknya sudah cukup lama, sudah nggak tahan. Cukup lah, cuma istigfar terus saya,” kata Asmin kepada wartawan di Bandung, Kabupaten Serang, Selasa (23/1/2018).

Ia menambahkan, gejala bahwa istrinya mengalami gangguan jiwa mulai terasa pada 2011. Saat itu, ia masih tinggal di Nabire, Papua sebagai transmigran dan bertani coklat.

Pada 2014, saat ia dan istrinya pulang kampung ke Serang, kondisi kejiwaan Sarnati makin menjadi-jadi. Istrinya bahkan tak bisa bermasyarakat dengan warga lain. Anaknya yang paling kecil tak bisa dilepas. Untuk diberikan imunisasi saja bahkan tak pernah.

Sering Mengamuk, Ibu 8 Anak Ini Terpaksa Dipasung Suaminya
Begitu pulang dari Papua, ia memang sudah kehilangan pekerjaan. Di rumah yang seadanya di Serang ia tinggal bersama dua anak yang paling kecil. Selain Keri Harita yang masih umur 4 tahun, ada Siti Uswatun yang saat ini duduk di kelas 5 SD. Untuk hidup, ia mengaku mengandalkan 6 anaknya di rantau.

“Saya sudah nggak bisa, keinginan saya mengatasi kesakitan istri. Tapi sudah bosen, tidak mampu karena sudah ke mana-mana,” katanya.

Ngabudi (44) dari pihak menantu mengatakan, jika memang pemerintah mau membantu kesembuhan, Sarnati bisa dibawa ke penampungan. Kelurga menurutnya tidak bisa berobat jalan untuk bolak-balik ke Serang atau rumah sakit. Apalagi, ada dua anak kecil yang masih harus sekolah dan diurus.

“Kalau bisa membantu ditampung atau diasramakan supaya bapak bisa bekerja lagi. Karena nggak mungkin bolak-balik nggak ada biaya,” katanya

Sumber:Detik.com


from DETIK INDONESIA http://ift.tt/2F4oWiL
via IFTTT

Post a Comment

0 Comments

Close Menu