Ad Code

Xl Akan Pakai Frekuensi 2.100MHz Memperkuat Sinyal 4G

 Usai lelang frekuensi 2.300 MHz dan 2.100 MHz beberapa waktu lalu, operator-operator seluler di Indonesia tengah melakukan penataan ulang (refarming) kanal masing-masing di dua spektrum tersebut.

Salah satunya adalah XL Axiata yang pindah dari blok 10 ke blok 7. Saat selesai refarming nanti, Group Head Commercial LTE XL Axiata, Rahmadi Mulyohartono mengatakan frekuensi 2.100 MHz akan dipakai memperkuat layanan 4G LTE XL, termasuk dengan menerapkan teknologi Carrier Agregation (CA) untuk meningkatkan bandwidth koneksi.

Carrier Agregation merupakan teknik di mana handset tersambung ke jaringan LTE melalui dua frekuensi berbeda. Untuk XL, Rahmadi mengatakan frekuensi 4G LTE yang bakal digunakan untuk CA adalah 1.800 MHz dan 2.100 MHz.

Perangkat yang mendukung teknologi CA besutan XL nantinya secara otomatis akan mengaktifkan fitur tersebut untuk meningkatkan kecepatan, tanpa perlu pengaturan atau registrasi.Jadi kalau handset memang support,maka langsung tersambung. Kalaupun belum support atau dapat sinyal bisa di-split frekuensinya. Yang dekat BTS dapat 2.100 MHz, yang jauh dapat 1.800 MHz,” ujar Rahmadi saat ditemui usai acara peluncuran paket XL Xtra Kuota di Jakarta, Senin (22/1/2018).

Dengan demikian, selain untuk 3G seperti sebelumnya, XL juga akan menggunakan frekuensi 2.100 MHz untuk menggelar layanan 4G. Pita spektrum ini memang salah satu yang ditetapkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sebagai teknologi netral.

Artinya, frekuensi 2.100 MHz bisa digunakan untuk menggelar teknologi jaringan lain (4G) di luar peruntukkan awalnya (3G). Dua frekuensi lain yang juga ditetapkan sebagai teknologi netral adalah 450 MHz dan 2.300 MHz.

XL kini memiliki lebar pita (spektrum) 15 MHz di frekuensi 2.100 MHz. Rahmadi mengatakan nantinya pita tersebut bisa dibagi menjadi 10 MHz untuk 4G dan 5 MHz sisanya untuk 3G.

Soal dukungan handset untuk carrier agregation, Rahmadi mengatakan seharusnya kebanyakan perangkat saat ini sudah mendukung CA dengan frekuensi 1.800 MHz dan 2.100 MHz, mengingat dua spektrum tersebut termasuk paling banyak digunakan.

“Rata-rata handphone kelas menengah atas di kisaran harga Rp 3,5 juta ke atas sudah support. Nanti kami akan tampilkan juga daftarnya di situs XL, perangkat mana saja yang sudah suport CA,” katanya.

Optimis sesuai jadwal

Proses refarming frekuensi 2.100 MHz XL direncanakan sudah selesai pada 25 April 2018. Rahmadi mengatakan optimis pihaknya bisa menepati jadwal tersebut. Ini karena refarming frekuensi 2.100 MHz lebih simple dibandingkan 1.800 MHz sebelumnya.

“Kami tinggal pindah ke blok 7 saja, jadi progress-nya lebih gampang. Kami harapkan sesuai dengan jadwal sehingga nanti bisa dimanfaatkan untuk 4G LTE,” ujar Rahmadi.

Dia menambahkan, hingga kuartal III 2017 lalu, XL telah memiliki lebih dari 17.000 BTS 4G di seluruh Indonesia, dari total BTS sebanyak lebih dari 100.000. Sepanjang 2018, operator seluler ini berencana menambah 15.000 BTS baru yang 95 persennya merupakan BTS 4G.

XL mengklaim jaringan 4G besutannya telah menjangkau 360 kota di Indonesia. Ke depan, pembangunan jaringan akan diprioritaskan untuk daerah di luar pulau Jawa dengan proporsi 60 berbanding 40.

“Di Jawa itu penduduknya banyak, jadi kami akan fokuskan peningkatan kualitas. Untuk peningkatan coverage kami utamakan di luar Jawa, di kota-kota yang belum ada LTE. Spesifiknya, kami akan bangun di Nusa Tenggara Timur, juga Sulawesi dan Kalimantan,” imbuh RahmadiPer kuartal III 2017, XL mengklaim telah memiliki 52,5 juta pelanggan. Dari jumlah itu, 70 persen merupakan pengguna smartphone dan 24 juta di antaranya sudah memiliki perangkat dengan kemampuan 4G

Sumber: Kompas.com



from DETIK INDONESIA http://ift.tt/2n1IQDy
via IFTTT

Post a Comment

0 Comments

Close Menu