Beberapa kali terjadi gempa di Banten yang guncangannya sampai ke Jakarta. Bangunan-bangunan tinggi di Jakarta harus dikontrol secara berkala demi meminimalkan risiko rubuh saat gempa.
“Dengan beberapa kali kejadian gempa memang ya pengelola building (bangunan) itu setiap saat harus lakukan kontrol, menurunkan tim ahli untuk melihat kekuatan (konstruksi bangunan),” kata Sekjen Badan Pengurus Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia (Gapensi), Andi Rukman Karumpa ketika dihubungi detikFinance, Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Lanjut dia, gempa yang pekan ini beberapa kali menyambar Jakarta tentu berdampak terhadap konstruksi bangunan. Apalagi di Jakarta banyak bangunan-bangunan tinggi. Guncangan gempa dampaknya cukup besar bagi bangunan tinggi.Kejadian gempa kemarin yang 6,4 (skala richter) itu juga banyak berdampak ke goyangnya fondasi daripada gedung di Jakarta. Nah ini harus juga disikapi dengan baik oleh pihak manajemen masing-masing gedung,” lanjutnya.
Pihak yang bertanggungjawab atas gedung itu, diingatkan untuk melakukan sejumlah prosedur pengecekan kekokohan konstruksi bangunan.
“Melihat, mengukur, menurunkan tim ahli untuk pengokohan (konstruksi) itu. Kalau tidak ya tadi itu, bisa jadi fatal,” tambahnya.
Pekan ini, gempa pertama kali terjadi di Banten pada Selasa (23/1/2018). Pusatnya di Lebak, persisnya 81 km arah barat daya Lebak. Gempa yang terjadi pukul 13.34 WIB itu pusatnya ada di kedalaman 10 km.
Salah satu gempa susulan terasa di Jakarta pada Rabu (24/1). Waktunya hampir berdekatan dengan gempa pertama di hari sebelumnya, yaitu pada pukul 13.32 WIB.
Jumat (26/1) gempa kembali terasa di Jakarta. Pusatnya masih di Lebak, Banten tepatnya 79 km dari sana.
Sumber: DetikFinance
0 Comments